aku...

My photo
=sejauhmana setiap kegagalan itu dihadapi dengan penuh kesyukuran, sejauh itulah ia menjadi wadah untuk menghadapi kejayaan yang akan datang=

sudi-sudikan ler....

jom main....

Tuesday, 28 June 2011

mmg payah utk kita laksanakan...tapi cubalah sebaik mungkin...insya-allah

(PETIKAN DARI WEB YANG TERJUMPA DLM INTERNET)
Maaf................ 
Apa yang anda faham tentang maaf? 
Maaf, maaf ,,,,,,seribu kali maaf.... 
Adakah maaf penutup masalah..... 
Adakah maaf pembuka bicara............. 
Adakah maaf pembuka selera......... 
Adakah maaf pembuka dusta atau maaf penambah binasa di akhirat.... 
Maaf karena bercerita tentang maaf....... 

Sebagai manusia biasa yg dicipta dengan serba kekurangan dan kelemahan, tapi yang pasti kita tidak akan terlepas dari panahan dosa dan mengatakan : 


“Maaf…” 

“Mintak ampun…” 

“Sorry…” 

“Ampunkanlah segala kesalahan dan dosa…” 

“Tobat dah, janji tidak buat seperti itu lagi…” 

"uda lama masuk Islam, tapi ke mana sifat pemaaf???" 

Kita sebagai seorang Muslim atau Muslimah disarankan memaafkan segala perbuatan orang atau diri sendiri sebelum kita melangkah ke alam kematian..... 


Itulah antara beberapa ungkapan dan perkataan yg diucapkan bila kita ingin menebus kesalahan atau dosa yg dilakukan. 

Persoalannya sekarang… 

Adakah anda pasti bahwa dengan 4 huruf "m""a""a""f" akan menjanjikan anda kebahagiaan di akhirat? 


Adakah anda tahu bahwa orang yang anda meminta-minta untuk dimaafkan betul-betul dalam sudut hati mereka kemaafan untukmu? 


Dan adakah anda sudi memaafkan orang lain atau menomer 2 kan ego anda dengan meminta maaf???.... 


Hmmm…. 

tidak faham? bingung dengan pertanyaan ini? 

Untuk memudahkan pemahaman, silahkan menyimak di bawah: 

BERMAAF-MAAFAN adalah diantara sifat terpuji yang perlu dilakukan sepanjang masa. Firman Allah bermaksud : “Dan perbuatan kamu bermaaf-maafan (halal-menghalalkan) lebih dekat kepada taqwa”. (Surah al-Baqarah, ayat 237) 

Menurut Imam Al-Ghazali, pengertian maaf itu ialah apabila anda mempunyai hak untuk membalas kesalahan, lalu anda gugurkan hak itu, dan membebaskan orang yang patut menerima balasan itu, dari hukuman. 

Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman yang bermaksud : “Nabi Musa telah bertanya kepada Allah, wahai Tuhanku!, manakah hamba-Mu yang lebih mulia menurut pandanganMu?” 

Allah berfirman: “Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya) dapat segera memaafkan.” 

hadis itu, Allah menjelaskan bahwa hamba yang mulia di sisi Allah adalah mereka yang berhati mulia, bersikap lembut, mempunyai toleransi tinggi dan bertolak ansur terhadap musuh. 

Dia tidak bertindak membalas dendam atau sakit hati terhadap orang yang memusuhinya, walaupun telah ditawannya, melainkan memaafkannya kerana Allah semata-mata. Orang yang seperti inilah yang dikenal berhati emas, terpuji kedudukannya di sisi Allah. Memaafkan lawan di mana kita berada dalam kemenangan, kita berkuasa, tetapi tidak dapat bertindak sekehendak hati. Inilah sifat mulia dan terpuji. 

Firman Allah lagi bermaksud : “Dan bersegeralah kamu kepada (mengerjakan amal yang baik untuk mendapat) keampunan daripada Tuhan kamu, dan mendapat syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang yang bertakwa.” (Surah Ali Imran, ayat 133-134) 

Ayat itu membuktikan bahwa orang yang menahan kemarahannya, termasuk dalam golongan Muttaqin iaitu orang yang bertakwa kepada Allah. Tambahan pula Allah akan memberikan pengampunan kepada mereka, lalu menyediakan mereka balasan syurga. Alangkah besar dan hebatnya ganjaran bagi manusia pemaaf. 

Kemaafan dalam Islam 

Memaafkan kesalahan seseorang adalah tanda orang yang bertakwa. 

Wajib memberi maaf jika telah diminta dan lebih baik lagi memaafkan meskipun tidak diminta. 

Sifat ‘tak kenal maaf’ atau ‘tiada maaf bagimu’ adalah sifat setan. Ia akan membawa keretakan dan kerusakan dalam pergaulan bermasyarakat. 

Masyarakat aman damai akan terwujud jika anggota masyarakat itu memiliki sikap pemaaf dan mengerti bahwa manusia tidak terlepas daripada salah dan hilaf. 

Imam Al-Ghazali memberi tiga panduan bagi memadamkan api kemarahan dan melahirkan sifat pemaaf.

Apabila marah hendaklah mengucap “A’uzubillahiminassyaitanirrajim” (aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk). 

Apabila marah itu muncul ketika berdiri, maka hendaklah segera duduk, jika duduk hendaklah segera berbaring. 

Orang yang sedang marah, sunnah baginya mengambil wudhu' dengan air yang dingin. Hal ini kerana kemarahan itu berpuncak daripada api, manakala api itu tidak bisa dipadamkan melainkan dengan air. 

TAPI DIMANAKAH LETAK KEJIWAAN KEMAAFAN KITA WAHAI SAHABATKU, DI HATIMU ATAU SEKADAR KATA-KATA............................................................??? 

ATAUPUN HANYA SEKADAR HIASAN BASA-BASI SEBUAH OBROLAN...??? 

WAHAI MUSLIMIN DAN MUSLIMAH.....AKU MENYERU KEPADA HATIKU YANG GERSANG INI...... 
yuk kita bermaafan.... 

^_^




p/s: agaknya senang tk untuk pak tam melafazkannya....mmg ssh tp jauh disudut hati mmg ada cuma tk terucapkan...

No comments:

Post a Comment

senang2 komen ler dgn hati yang ikhlas.....